Senin, 02 Desember 2013

Pengalaman Live In SMA Yos Sudarso Karawang Angkatan 2013-2014

Pengalaman Live In SMA Yos Sudarso Karawang

Pada tanggal 27 Otober-3 November 2013, kami siswa-siswi SMA Yos Sudarso Karawang melaksanakan kegiatan tahunan yaitu Live In. Live In kami ini akan pergi ke daerah Krogowanan, Magelang. Menurut saya Live in adalah belajar hidup dalam kekurangan. Saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya saat menjalankan Live In.

Hari Minggu, tanggal 27 OKtober, saya ngumpul di sekolah. Saya ngumpul jam 4 sore. Sebelum pergi, saya mendengar pengarahan dari kepala sekolah dan para panitia Live In. Jam 5 sore kami pun pergi menuju Magelang.
Suasana sebelum Live In
Hari Senin, saya tiba di Krogowanan tepatnya di desa Bancak. Saya pun berjalan menuju tempat kumpul atau biasa disebut Base Camp. Saya mendapatkan di tempat kediaman Bapak Yulius. Saya pun di antar k rumah beliau. kebetulan rumahnya itu lumayan jauh. Berada di Bancak Kulon.
Bancak Kulon
Setelah saya sampai di rumah Bapak Yulius, saya disambut oleh Ibu Lis, istri Bapak Yulius. Saya langsung disuguhi teh manis dan makanan khas daerah tersebut.
Keripik Daun Bayam

Kue Wajit Gula Jawa


Setelah saya disuruh makan oleh Bu Lis, saya disuruh untuk beristirahat dulu

Hari Selasa, saya disuruh bu Lis untuk menjaga warung. Saya bingung karena banyak sekali barang-barang yang harus dihapal harganya. Pernah pada saat sedang menjaga warung, pembeli tersebut yang lebih mengetahui harga barang tersebut dibanding saya. Untung saja ada Bu Lis yang siap membantu saya. Setelah saya menjaga warung, saya jalan-jalan kebelakang. ternyata disana ada yang sedang gotong royong membuat selokan. Saya langsung saja membantu. Ternyata sangat seru sekali, tidak ada rasa lelah pada saat saya sedang mengangkat pasir. Saya berpikir, ternyata orang-orang yang ada sisin gemar membantu. Tidak memandang pekerjaan tersebut pekerjaan kasar maupun halus. Setelah itu saya embali ke rumah pamong saya.

Hari Rabu, saya kembali menjaga warung. sekalian saya ngobrol-ngobrol dengan Pak Yulius. Saya diceritakan tentang orang-orang yang ada disana. Orang disana ramah-ramah. Saya juga merasakan orang-orang yang ada disana. Setiap bertemu, saya pasti disapa dan ada juga orang yang mengajak saya bermain ke rumahnya. Suasana damai pun ada disana. Lalu setelah membicarakan orang-orang sana, saya diceritakan tentang gunung Merapi. Pak Yulius menceritakan sampai detail. Sangat lama kami berbincang saat itu. Malam pun tiba dan akhirnya saya disuruh tidur.

Hari Kamis, saya dan teman-teman SMA Yos Sudarso disuruh para panitia Live In untuk kerja bakti membersihakan desa Bancak. Kami bekerja dengan senang hati. Meskipun udara sedang panas, tapi kami tetap bekerja dengan semangat. Kami juga sering becanda saat bekerja, jadi capek pun tidak terasa.
Saat sedang Kerja Bakti

Saat sedang Kerja Bakti


Setelah saya kerja bakti, saya diajak pamong Kevin ke Candi Asu dan Candi Lumbung. Setelah sampai di Candi Asu, kami melihat candi tersebut. Candi tersebut merupakan candi peninggalan Belanda. Kami foto-foto disana.
Saat berada di Jembatan Candi Asu. Ki-Ka: Aldy, Theny, Timotius, Sonny, Yohanes, Marcel, Kevin




Saat berada di Candi Asu
Setelah kami puas bermain di Candi Asu, kami pergi menuju Candi Lumbung. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Candi Asu. Kami jalan sambil becanda, jadi lelah pun tidak terasa. Akhirnya sampai juga di Candi Lumbung. Seperti biasa, sampai disana kami sudah bersiap-siap saja untuk foto.
Candi Lumbung

Foto-foto di Candi Lumbung

Setelah kami puas bermain di Candi Lumbung, kami akan kembali ke desa. Saat pulang, pamongnya Kevin mengajak kami terlebih dahulu untuk pergi melihat jembatan yang roboh akibat banjir lahar dingin saat Gunung Merapi meletus.
Jembatan yang hancur akibat banjir lahar dingin
Setelah kami melihat jembatan tersebut, kami kembali ke desa. kami naik angkot. Setelah tiba di desa Bancak kami langsung pergi ke Base Camp karena ada pertemuan dengan para sesepuh desa Bancak. Kami anak-anak siswa-siswi SMA Yos Sudarso disuruh untuk memberikan pengalaman kami selama ada di desa Bancak. Saya mendengar banyak dari pengalaan tema-teman saya. Ada yang ceritanya senang, sedih, dan lucu. Para sesepuh tersebut bangga dengan kami. Kami juga bangga dengan warga desa Bancak. Selalu tersenyum dan semangat walaupun keadaan hidupnya yang berkekurangan. Setelah pertemuan, kami semua kembali ke rumah pamong kami masing-masing.

Hari Jumat, kami diajak guru kami menuju candi Borobudur dan Ketep Pas. Perjalan pertama, kami pergi menuju Candi Borobudur. Setelah pergi, saya, Rony, Tius, dan Ferry langsung berlari menuju candi Borobudur karena ingin cepat-cepat foto-foto agar teman kami tidak mengganggu saat kami sedang foto-foto.
Candi Borobudur

Ki-Ka: Ferry, Timotius, Rony, Sonny

Ki-Ka: Sonny, Bule, Rony, Karwel

Foto bersama orang dari Amerika

Ki-Ka: Ferry, Sonny, Agung

Foto kelas XII IPS 2
Setelah puas bermain di Candi Borobudur, kami kembali ke bis untuk pergi ke Ketep Pass. Kami pergi kesana lumayan lama, karena jalannya menanjak. Sesampainya kami di Ketep, kami langsung foto-foto lagi. Disana saya bisa melihat gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Disana juga kami diajak untuk menonton meletusnya gunung Merapi. Seram sekali menonton film tersebut.
Suasana Ketep Pass

Gunung Merapi

Replika Gunung Merapi

Suasana di dalam Mini Bioskop Ketep Pass

Pieter
Setelah bermain di Ketep Pass, kami kembali ke desa Bancak. kami kembali ke rumah pamong kami masing-masing. Setelah saya sampai di rumah pamong, saya beres-beres dulu untuk bermain nanti malam. Malam pun tiba, saya meminta ijin kepada Pak Yulius dan Bu Lis untuk meminta ijin bermain keluar. Lalu saya ke rumah Kevin untuk pergi bersama ke rumah Kuswari. Di rumah Kuswari kami nonton pertandingan sepak bola Indonesia vs Kyrgyzstan. Maklum, malam itu adala malam terakhir kami berada di desa bancak. Setelah selesai kami bermain, kami kembali ke rumah pamong kami masing-masing. Saya langsung masuk ke dalam kamar. Saya beres-beres untuk pulang ke karawang besok. Saat saya beres-beres, tanpa terasa air mata saya terjatuh. Saya sedih kenapa harus ada malam perpisahan ini. Setelah saya beres-beres, saya langsung ke ruang tamu untuk berbincang-bincang. Sayang, saat itu Pak Yulius tidak ada di rumah karena beliau ada tugas di Semarang dan baru kembali ke rumah esok pagi. Saya berbincang-bincang dengan Ibu Lis dan Mbah. Saat kami ngobrol panjang, saya disuruh ke kamar untuk beristirahat. Saya masuk kedalam kamar. Tak lama, saya melihat keluar, ternyata Ibu Lis tidur di luar karena ingin menunggu Pak Yulius pulang. Sangat besar sekali cinta Ibu Lis kepada Pak Yulius sampai-sampai Ibu Lis rela untuk tidur di ruang tamu.

Hari Sabtu, merupakan hari terakhir saya berada di tengah-tengah keluarga Bapak Yulius dan berada di tengah-tengah masyarakat Bancak Kulon. Saya berpamitan dengan keluarga Bapak Yulius. Saya kembali meneteskan air mata saya.
Keluarga Bapak Yulius. Ki-Ka: Sonny, Ibu Lis, Pak Yulis, Bobby, Aldo, Vincent
Lalu saya diantar oleh Pak Yulius ke bac camp untuk sayonara menuju Karwang. Sayangnya pak Yulius langsung pulang karena beliau harus mengantar Aldo ke sekolah. Lalu saya dan siswa-siswi SMA Yos Sudaro dengan para pamong.
Suasana Pulang

Suasana Pulang

Suasana Pulang
Setelah kami selesai sayonara, kami masuk ke dalam bis. Sebelum pulang kami diajak untuk pergi ke Malioboro. Sampai Malioboro, kami dikasih waktu sampai jam 4 sore. Saya, Ferry, Kevin, dan Rony pergi membeli baju, membeli aksesoris, dan naik delman. Kami juga pergi ke Taman Pintar, sekali-sekali pergi kesana untuk belajar dan supaya disangka pintar sama orang-orang. Lalu seteah itu kami  kembali ke bis kami. Lalu jam setengah 5 kami berangkat kembali menuju Karawang.

Hari Minggu, kami sampai di Karawang. Saya terbangun dari tidur saya dan turun dari bis. Saya masih merasakan kesedihan karena meninggalkan orang-orang yang ada di desa Bancak. Kedamaian, kebersamaan, keharmonisan, dan keramah tamahan mereka tidak akan saya lupakan. Terima kasih atas pelajaran hidup yang saya terima saat saya berada di Desa Bancak. Saya tidak akan melupakan kebaikan kalian. Saya berfikir, dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan, apabila ada perpisahan pasti ada pertemuan kembali di lain waktu. Saya berjanji akan kembali ke desa Bancak. Terima kasih Desa Bancak......... :) :D